Sabtu, 12 Juli 2008

Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup Manajemen Berbasis Sekolah

Pendidikan Kecakapan Hidup Sebagai Bagian School Reform

Life skill education dapar berarti pendidikan keterampilan hidup, namun dalam arti secara luas dapar berarti kecakapan dalam berbicara (speaking), mengidentifikasi (identification), mendeskripsikan (description), menganalisa dan memecahkan masalah (problem sholving) mengambil keputusan (decision maker) dll.

Dan oleh sebab itu Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) memerlukan dukungan yang tentunya dapat berkembangnya budaya belajar, sehingga di sekolah tercipta prinsip belajar bukan asal sekolah, akan tetapi agar mereka mampu memecahkan problematika kehidupan yang dihadapinya, maka pelaksanaan pendidikan keterampilan hidup sebagai school reform dapat dilaksanakan melalui tiga unsur, yakni :

1. School Climate (Iklim Sekolah)
Untuk menciptakan suasana yang kondusif sedikitnya terdapat tiga unsur pendidikan dapat berkembang, yaitu pengembangan disiplin diri (self dicipline), rasa kebersamaan dan toleransi.
ketiga aspek pendidikan tersebut seringkali berkembang dari internalisasi praktek kehidupan keseharian oleh anak didik, jika disiplin dan rasa tanggung jawab dapat ditumbuhkan menjadi kehidupan keseharian di sekolah, maka akan mendorong anak didik untuk menerimanya sebagai prinsip hidup. Sebagai contoh, seandainya setiap pemimpin, karyawan dan warga sekolah yang lainnya bisa datang ke sekolah tepat waktu, hal ini akan menjadikan siswa mengikuti keadaan seperti itu, bahkan kalau warrga sekolah semua berusaha mengerjakan tugas kewajibannya sebaik mungkin maka dengan mudah prinsip itu akan berkembang pada siswa.
Sebagaimana dibuktikan oleh banyak study, yaitu penumbuhan hal-hal yang bersifat afektif banyak didorong oleh pihak-pihak yang lebih tua.
Motivasi belajar adalah salah satu kunci keberhasilan belajar. Untuk itu memotivasi belajar harus dirancang untuk ditumbuhkan pada setiap siswa bahkan pengalaman menunjukkan iklim belajar yang terjadi di sekolah mampu menumbuhkan motivasi siswa. Jika keseharian di sekolah terjadi perilaku kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, maka akan terdorong untuk mengadopsi dan menerapkan dalam kehidupannya.

2. Manajemen Sekolah
Prinsip manajemen sekolah memberi kewenangan untuk meng siasati kurikulum yang berlaku agar sesuai dengan kondisi sekolah, termasuk tuntutan masa depan akan pentingnya pendidikan kecakapan hidup bagi siswa. Dengan demikain orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan kehidupan keseharian yang berkaitan erat dengan kecakapan hidup.
Oleh karena itu, mengingat kecakapan hidup merupakan pendidikan yang sangat mendasar, maka pada aspek manajemen sekolah juga perlu diperhatikan persamaan persepsi antara seluruh warga sekolah, sehingga perwujudan pendidikan kecakapan hidup menjadi salah satu bagian visi sekolah.
Mungkin juga diperlukan upaya peningkatan kemampuan guru agar mampu mewujudkan pendidikan kecakapan hidup dalam kesehariannya.

3. Hubungan yang Sinergis antara Sekolah dan Masyarakat
Pada hakekatnya yang pertama dan utama memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua.
Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hidup perlu dijalin hubungan sinergis antara orang tua sebagai pihak penanggung jawab pertama pendidikan anaknya dengan sekolah sebagai pihak kedua.
Keterlibatan orang tua dalam menentukan kebijakan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki (self of belonging) terhadap program-program sekolah, sehingga orang tua mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sekolah dan bahkan orang tua peserta didik dapat mendorong untuk mendukung pergalangan dana yang akhirnya pelaksanaan program sekolah dapat berjalan.